Langsung ke konten utama

Cinta Tak Harus Bersama

Heuheuheu.. Barapa kali putaran detik jam bergerak menuntun temannya silih berganti membawa kisah perjalanan ini. Tapi mengapa ia tak mampu membawa kabarmu kasih?. Mungkin itu yang sekarang ku herankan. Persemayaman mu di hatiku tak mungkin ku bangunkan, apalagi kubiarkan pergi. Hhmm.. sedikit sajak kusajikan untukmu yang tak kunjung datang. Biarlah waktu belum sempat membawa kabarmu. Sekarang biar angin yang menyampaikan salamku, kasih.

Salamku untukmu kasihku
dari dulu hingga kini
Salamku untukmu belahan jiwaku
selalu tertuju padamu

Waktu tak bisa berkata
tentang cinta kita
yang telah tiada
waktu juga tak bisa menghapus
tentang rindu kita
yang telah hangus

Lewat angin kuingin sampaikan
ku masih mencintaimu
lewat setitik cahaya kuingin sampaikan
ku masih merindukanmu

Jangan kau hapus aku dari jiwamu
jangan kau lelehkan lagi kenangan kita
meski kita tak bersama
bukankah cinta tak harus bersama?.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di Penghujung Malam

Dingin menyelinap di bawah pintu belakang Burung-burung hantu kembali pulang Mata yang kunang-kunang Namun tanya tak kunjung lekang Berapa lama kobaran kecemasan membakar pikiran? Embun pagi tak cukup menyejukkan Panasnya perasaan Riang bintang yang hampir padam Bulan yang tinggal tenggelam Harapan yang diam terpendam Penghujung malam begitu mencekam Kabut berdatangan Menyamarkan pandangan Namun, tanya itu semakin tajam Akankah kita terus berjalan Dalam samar-samar langkah yang gusar oleh keadaan? Kuningan, 27/01/22

Benih Rindu

Kalanya benih pada kompos Yang menunggu lambaian tangan petani Ditaburnya segenggam pupuk Dibersihkannya rumput-rumput Terobatilah penantian itu Yang ditunggu Sesaat, selepas tumbuh Penantian kembali berlabuh Setelah itu, tumbuhlah harapan baru Tentang hari yang telah bertemu Melepas rindu Sesaat, kembali berlalu ~my

Semua Ada Masanya

Kita tau, bahwa kita dilahirkan tidak langsung seperti sekarang. Ada tahapannya dari mulai bayi, balita, dan seterusnya sampai tiba saatnya cap kedewasan kita emban. Jelas yaaa, kedewasaannya dari perspektif usia. Dulu, yang kemana-mana selalu bersama orang tua, kini dengan keberaniannya memilih untuk sendiri. Iya. Sendiri. Mungkin ini penyebab seseorang yang telah menginjak usia 17 tahun, tapi belum pernah merasakan yang namanya pacaran. Karena dengan percaya dirinya berdalih kesendirian adalah pilihan. Tapi tenang, ada kalimat pembela yang cukup akurat buat mematahkan tongkat yang dipakai memukul hati. Apakah itu?, ialah kalimat "Semua Ada Masanya,". Cukup tiga kata saja, habislah mereka yang mencela kesendirianmu. Percayalah. Percayalah. Heuheuheu... Anehnya, kalimat itu tidak hanya berlaku pada setatus kesendirian. Seolah-olah lem alteco, kalimat itu bisa melekat dimana saja dan kapan saja. Semisal, si Rijal dan si Nisa. Dihari liburnya, Rijal memilih menghabiskan w