Sayangku, langkah kita telah menapak hingga sampai pelosok desa, gang-gang kecil penuh kerikil, juga payung adat yang tidak bisa dianggap gampil.
Obrolan yang semakin dipelankan nada bicaranya ternyata lebih bising dari suara kenalpot dan klakson kemacetan kota.
Tak ada perang terbuka apalagi perang senjata yang meluluh lantakkan bangunan-bangunan tua,
hanya perang prasangka yang merusak tatanan desa.
Sungguh, sayangku. Kita hanya perlu bertahan di tengah hujan hujatan. Di tengah hantaman kepercayaan.
Bertahan.
Hanya itu satu-satunya kekuatan yang dapat kita upayakan. Bertahan.
Sekalipun kita akan tetap asing dan terusir, kita tetap tidak bisa mangkir.
Rumah, 16 Feb 2023
Komentar
Posting Komentar